Header Ads

212 Bersatunya Umat Islam Di Indonesia

MajelisRakyat|| Jakarta 2 December 2018, yang bertepatan dengan hari minggu menjadi saksi bagi umat Islam yang ada di Indonesia, dan sekaligus menimbulkan sebuah kontrofersi, dikarenakan aksi yang dihadiri kurang lebih 8.000.000 umat Islam yang hadir dari pelosok Indonesia memenuhi Ibu Kota Negara dan berkumpul di Monumen Nasional, untuk berkumpul dan bersilahturahmi, aksi yang dikenal dengan 212 adalah kelanjutan dari aksi Bela Islam, dan Bela Ulama yang di inisiasi oleh GNPF atau Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama, yang sudah memilik perwakilan hampir diseluruh Indonesia.

Aksi 212 tidak lepas dari peran Habibana Riziq Syihab, yang menggagas dan Allhamdulillah menjadi sebab digerakkannya jutaan umat Islam oleh Allah SWT, aksi ini menuai pro dan kontra tidak hanya di dalam tubuh umat Islam sendiri, terlebih aksi Reuni 212 yang dilakukan pada Minggu 2 December 2018 berdekatan dengan Pemilihan umum di Negri tercinta ini, terlebih President Jokowi yang sempat hadir pada aksi 212 sebelumnya bersama para menteri, tidak mendapatkan undangan, justru Calon President no urut 02 Prabowo Subianto yang menjadi tamu kehormatan, padahal sang Jendral baru pertama ikut dalam aksi 212.

Hasilnya Aksi Reuni 212 mendapat keritikan dari kubu petahana sekaligus Capres no urut 01, namun itulah sebuah kenyataan dalam dunia demokrasi saat ini, satu hal yang paling penting adalah moment 212 merupakan refleksi dari timbulnya kesadaran umat Islam untuk bersatu.

Beberapa hari menjelang di gelarnya aksi 212, beberapa pihak mulai menggelar penolakan, seperti yang dilakukan oleh Forum Rembuk Masjid Indonesia (FORMASI) pada Jum'at 30 November 2018 yang akan berkumpul di Masjid Al Bina Jl Pintu Satu Gelora Bungkarno Senayan, Jakarta, seperti yang dilansir dari teropongsenayan, menurut FORMASI aksi ini sudah di tunggangi oleh HTI (HIzbut Tahrir Indonesia).

Satu hari sebelumnya  Khamis 28 November 2018, masa yang mengatasnamakan Gerakan Jaga Indonesia, melakukan aksi di depan Balai Kota Jakarta, menuntut Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan untuk mencabut izin Reuni 212 di Monas, salah satu kordinator aksi GJI Tirtayasa juga menyatakan bahwa izin Reuni 212 dikeluarkan Gubernur DKI Anis Baswedan sebagai balas budi, Tritayasa mengaku bahwa dirinya dan kelompoknya tidak takut akan intervensi, " Kalau mereka berani, maka kami lebih berani,Kalau mereka akan melakukan hal yang merusak tatanan negara Indonesia, Maka GJI bersama element yang ada akan berada di front paling depan menghadapi meraka" ucap Tirtayasa sebagai kordinator GJI seperti yang dikutip dari cnn indonesia. Namun aksi yang dilakukan GJI ini juga menuai protes dari Prodem, dikarenakan masa aksi yang mengintimidasi wartawan dengan menghalanghalangi wartawan dalam hal melakukan tugas jurnalistiknya, menurut Prodem aksi yang dilakukan oleh GJI adalah aksi premanisme seperti yang kami kutip melalui RMOL.CO.

Dalam Aksi Reuni 212, yang juga dihadiri oleh Capres no urut 02 Prabowo Subianto, Zulkifli Hasan, Hidayat Nur Wahid, Habib Bahar Bin Smith dan Amien Rais, serta para tokoh dan Habib lainnya, masyarakat khususnya umat Islam bersatu dan mendengarkan berbagai Tausiah dan pidato, dalam kesempatan ini Habibana Riziq Syihab, hadir menyapa umat melalui video call.

Seruan Habibbana Riziq Syihab melalui video call kepada seluruh peserta aksi reuni 212 membuat kubu yang bersebrangan merasa gentar, dengan lantang Habibbana Riziq Syihab meneyerukan " Saya mengajak yang ada disini untuk berubah, dan perubahan yang paling dekat adalah 2019 Ganti President", sontak pernyataan tersebut disambut oleh peserta yang hadir, dalam Reuni 212 DKI Jakarta terlihat bagai lautan manusia, bendera tauhid berkibar kokoh, bahkan seorang purnawirawan TNI Jendral Suryo Prabowo yang notabene bukan beragama Islam, ikut bercengkrama diantara lautan manusia, walaupun tidak bisa memasuki kawasan dalam Monas, yang sudah dipadati umat Islam, semenjak dinihari.

Ketakutan akan sesuatu yang InsyaAllah akan segera berakhir dan digantikan oleh sesuatu yang didukung oleh mayoritas pemegang saham dalam Negara ini, membuat segala isu dihembuskan untuk menggagalkan aksi Reuni 212, namun semua terbukti pada Minggu 2 December 2018, dengan 8 juta peserta, tidak satupun sampah berserakan dan tidak terjadi kerusuhan, jika memang ada keinginan melakukan kerusakan apalagi kudeta mungkin sudah bisa dilakukan jauh jauh hari oleh umat yang di tuduh Intoleransi, dan dituduh tidak pancasilais.

Aksi Reuni 212, merupakan bukti kecintaan Umat Islam akan Negrinya Indonesia, dan bukti bahwa Umat Islam tidak akan diam jika Negrinya ingin dirusak terlebih jika Islam akan di ganggu dengan melakukan modifikasi ajaran Islam berdasarkan hawa nafsu kelompok tertentu, dan juga sebagai bukti, bahwa paham sekuler,komunis, dan liberalisme tidak bisa hidup dan tumbuh subur di negri Indonesia, serta Aksi Reuni 212 menjawab bahwa Umat Islam Cinta Pancasila.

Belum pernah sebelumnya ada gerakan sebesar Aksi 212, peserta yang hadir tidak di Mobilisasi, melainkan digerakkan hatinya oleh Allah SWT, menggunakan uang pribadi, bahkan hotel dan penginapan penuh, dan membuat roda ekonomi di Jakarta berputar tidak kurang 1,6 M berdasarkan keterangan dari Juru Bicara Badan Pemenangan Prabowo Sandi Taufan Rahmadi, dikutip dari portal islam.
sumber gambar : Republika

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.